Faktor risiko angin duduk
Sejumlah faktor yang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung koroner dan penumpukan lemak di pembuluh darah koroner, kemudian menyebabkan angin duduk adalah:
Gejala utama angin duduk adalah nyeri dada yang terasa seperti ditindih atau ditekan benda berat. Nyeri yang timbul akibat angin duduk dapat menyebar ke bagian tubuh lain, seperti leher, lengan, bahu, punggung, rahang, dan gigi. Pada wanita, terkadang nyeri dada dapat terasa seperti ditusuk benda tajam.
Beberapa gejala lain yang dapat menyertai nyeri dada pada angin duduk atau angina adalah:
Gejala angin duduk lebih sering timbul saat beraktivitas dan mereda atau hilang jika beristirahat atau meminum obat. Angin duduk jenis ini disebut angin duduk stabil.
Pada kasus tertentu, angin duduk tidak hilang meski sudah beristirahat dan minum obat, atau timbul saat sedang beristirahat. Angin duduk jenis ini disebut dengan angin duduk tidak stabil.
Segera ke IGD jika mengalami gejala angin duduk untuk pertama kalinya. Bila Anda sudah memiliki obat angin duduk, cepatlah minum obat dan beristirahat jika gejala muncul.
Namun, jangan menunda untuk mencari pertolongan medis jika gejala angin duduk tidak membaik atau makin berat, terlebih bila gejala tersebut disertai dengan sesak napas, berkeringat berlebihan, atau nyeri yang menjalar ke lengan, rahang, maupun punggung.
Bila ada orang lain, mintalah pertolongannya untuk membawa Anda ke rumah sakit terdekat. Penting diingat bahwa Anda tidak boleh mengemudi seorang diri ke rumah sakit, kecuali bila tidak ada pilihan lain.
Heartology Cardiovascular Hospital
Many people still do not know the differences between "masuk angin," "angin duduk," and heart attacks. Although the symptoms are almost the same, "angin duduk" can be more dangerous than "masuk angin" and a heart attack.
So, what are the differences in the symptoms of these three health complaints? Actually, the three complaints are almost the same. All three can cause epigastric or chest pain that can radiate to the neck and back, cold sweats, dizziness, digestive disorders such as nausea or stomach pain, and even weakness.
So, what are the differences between these three health problems? Read more here!
**Masuk Angin (Common Cold)**
Many people ignore the symptoms of a heart attack because they are similar to those of "masuk angin." In fact, "masuk angin" is not actually a disease.
Perhaps there are countries that do not recognize the term "masuk angin" in the medical world. However, here, "masuk angin" is often used to describe feeling unwell, flatulence, belching, bloating, and body aches, among others. In short, this complaint is almost the same as acid reflux or gastroesophageal reflux disease (GERD).
Many believe it is caused by a lot of wind entering the body, especially during the rainy season. In fact, GERD is caused by the weakening of the lower esophageal sphincter (LES). When the LES weakens, stomach acid and stomach contents rise into the esophagus.
The causes of GERD vary, starting from obesity, old age, pregnancy, gastroparesis, or scleroderma. Common symptoms include nausea and vomiting, heartburn, shortness of breath, and frequent belching.
Although they both have the word "angin," "angin duduk" is much more dangerous than "masuk angin." However, some people consider "angin duduk" the same as "masuk angin." Worse still, many also underestimate this health condition.
In the medical world, "angin duduk" is called angina or angina pectoris. This condition is characterized by chest pain because the heart muscle does not get enough blood supply. This lack of blood supply is caused by the narrowing or hardening of the blood vessels. It is important to know that angina or angina pectoris can attack someone suddenly.
Symptoms of angina pectoris usually include chest pain. Angina sufferers will experience chest pain that radiates to the left arm, neck, jaw, and back. In addition, there are other symptoms such as:
- Shortness of breath.- Restlessness.- Easy fatigue.- Pain resembling GERD symptoms.- Dizziness and nausea.- Excessive sweating.
Coronary heart disease is an early symptom of a heart attack. However, do you want to know more about other causes?
They include high cholesterol, smoking habits, lack of exercise, hypertension, diabetes, obesity, and stress. In short, these factors will disrupt the blood supply to the heart muscle, causing a heart attack.
Each coronary artery supplies blood to a specific part of the heart. A blood blockage can damage that part. This blockage can interfere with the heart's ability to pump blood throughout the body. This condition can potentially cause death.
Remember, a heart attack is a medical emergency that must be treated immediately. People who experience a heart attack usually complain of the same symptoms as "masuk angin" or "angin duduk."
"Masuk angin," "angin duduk," and heart attacks are not the same. Although they have almost the same symptoms, these three conditions are different medical conditions, both in terms of causes and triggering factors.
Heartology Cardiovascular Hospital is here as a heart care center with an experienced team of sub-specialist doctors supported by complete and advanced medical equipment for diagnostic, interventional, cardiac and vascular surgery, and arrhythmia treatment. (RF)
- Dr. Dicky Armein Hanafy, Sp.JP(K)- Dr. Faris Basalamah, Sp.JP(K)- Dr. Suko Adiarto, Sp.JP(K), Ph.D- Dr. Dafsah Arifa Juzar, Sp.JP(K)- Dr. Denio A. Ridjab, Sp.JP(K)
If you have health problems related to the explanations above, consult a heart specialist immediately. Please register here.
Heartology Cardiovascular Hospital Jl. Birah III No.4 Kebayoran Baru South Jakarta, 12180
Reviewed by: Dr. Harmeni Wijaya, MD Marketing Director Heartology Cardiovascular Hospital
Angin duduk adalah nyeri dada yang disebabkan oleh berkurangnya aliran darah ke otot jantung. Kondisi ini sering kali disalahartikan dan diremehkan karena gejalanya mirip dengan masalah yang ringan. Padahal, angin duduk berkaitan erat dengan gangguan jantung yang perlu segera ditangani.
Angina pectoris atau angin duduk ditandai dengan nyeri dada yang seperti tertindih, terbakar, atau tertusuk. Keluhan ini lebih sering muncul saat penderitanya sedang beraktivitas, yaitu ketika jantung memompa darah lebih cepat.
Angin duduk dapat ditangani dengan pengobatan dari dokter dan dengan menjalani gaya hidup sehat. Jika ditangani dengan baik, penderita angin duduk dapat terhindar dari komplikasi yang serius.
Angin duduk terjadi ketika pembuluh darah jantung (koroner) mengalami penyempitan. Pembuluh darah jantung berfungsi untuk mengalirkan darah yang kaya oksigen ke otot jantung, agar jantung dapat memompa darah dengan baik.
Ketika pembuluh koroner menyempit, suplai oksigen ke otot jantung akan terganggu sehingga jantung tidak dapat memompa darah dengan maksimal. Kondisi ini disebut juga dengan penyakit jantung koroner.
Penyebab penyakit jantung koroner adalah pembentukan plak atau tumpukan lemak di pembuluh darah koroner (aterosklerosis). Pembuluh darah yang sudah menyempit tersebut dapat makin menyempit saat penderita beraktivitas.
Angin duduk juga dapat disebabkan oleh spasme pembuluh darah koroner, yang disebut angina varian atau angina Prinzmetal. Pada kondisi ini, aliran darah ke jantung terhambat karena pembuluh darah menyempit sesaat. Oleh karena itu, nyeri dada bisa muncul kapan saja, bahkan saat sedang beristirahat.
Perubahan gaya hidup
Penyakit jantung sering menjadi penyebab angina. Membuat perubahan gaya hidup untuk menjaga kesehatan jantung merupakan bagian penting dari pengobatan angina.
Berikut ini beberapa upaya yang bisa dilakukan :
Pilihan tindakan medis untuk angina terbagi menjadi dua pilihan, yakni penggunaan obat dan prosedur operasi.
Jika perubahan gaya hidup seperti makan sehat dan berolahraga tidak meningkatkan kesehatan jantung dan meredakan nyeri angina, obat-obatan mungkin menjadi solusinya.
Obat untuk mengobati angina mungkin termasuk:
Kadang-kadang, opsi non-obat atau Enhanced External Counterpulsation (EECP) mungkin dokter rekomendasikan untuk meningkatkan aliran darah ke jantung.
Dengan EECP, dokter akan meletakan manset tipe tekanan darah pada sekitar betis, paha, dan panggul.
EECP membutuhkan beberapa sesi perawatan. EECP dapat membantu mengurangi gejala pada orang dengan angina yang sering dan tidak terkontrol (angina refraktori).
Ada sejumlah prosedur operasi yang mungkin direkomendasikan dokter untuk mengatasi angina, antara lain:
Perubahan gaya hidup
Penyakit jantung sering menjadi penyebab angina. Membuat perubahan gaya hidup untuk menjaga kesehatan jantung merupakan bagian penting dari pengobatan angina.
Berikut ini beberapa upaya yang bisa dilakukan :
Pilihan tindakan medis untuk angina terbagi menjadi dua pilihan, yakni penggunaan obat dan prosedur operasi.
Jika perubahan gaya hidup seperti makan sehat dan berolahraga tidak meningkatkan kesehatan jantung dan meredakan nyeri angina, obat-obatan mungkin menjadi solusinya.
Obat untuk mengobati angina mungkin termasuk:
Kadang-kadang, opsi non-obat atau Enhanced External Counterpulsation (EECP) mungkin dokter rekomendasikan untuk meningkatkan aliran darah ke jantung.
Dengan EECP, dokter akan meletakan manset tipe tekanan darah pada sekitar betis, paha, dan panggul.
EECP membutuhkan beberapa sesi perawatan. EECP dapat membantu mengurangi gejala pada orang dengan angina yang sering dan tidak terkontrol (angina refraktori).
Ada sejumlah prosedur operasi yang mungkin direkomendasikan dokter untuk mengatasi angina, antara lain:
Komplikasi Angin Duduk
Angin duduk dapat berkembang menjadi serangan jantung, yang ditandai dengan nyeri dada berat yang menjalar ke lengan, leher, atau punggung, disertai gejala seperti keringat berlebihan, mual, dan pusing. Jika Anda atau orang di sekitar mengalami gejala ini, segera ke IGD terdekat.
Pengertian Angin Duduk
Angin duduk alias angina adalah penyakit yang terjadi karena ada gangguan pasokan oksigen dan aliran darah ke otot jantung. Gejala khas dari penyakit ini adalah nyeri dada yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pasokan darah ke otot jantung bisa terganggu akibat adanya penyempitan atau penyumbatan yang terjadi pada pembuluh darah. Penyakit ini bisa terjadi secara mendadak dan bisa menyerang siapa saja.
Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko angin duduk, mulai dari kadar kolesterol tinggi, mengidap penyakit diabetes, memiliki riwayat hipertensi, stres, kelebihan berat badan atau obesitas, serta aktif merokok. Riwayat penyakit jantung, serta jarang berolahraga juga bisa meningkatkan risiko angin duduk.
Supaya dapat bekerja dengan baik, jantung membutuhkan cukup darah yang kaya oksigen. Dua pembuluh besar yang bernama pembuluh koroner, mengalirkan darah untuk jantung.
Penyebab utama angin duduk adalah terjadinya penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh koroner tersebut. Jika kamu lihat dari pemicunya, ada tiga jenis penyakit angina, yaitu:
Umumnya, kondisi ini terpicu oleh aktivitas fisik, misalnya olahraga. Saat sedang berolahraga, organ jantung membutuhkan lebih banyak pasokan oksigen dari aliran darah.
Namun, kebutuhan tersebut tidak akan tercukupi jika terjadi penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh koroner. Serangan angin duduk stabil juga dapat terjadi akibat hal lain, seperti merokok, stres, makan berlebihan, dan udara dingin.
Pengertian Angin Duduk
Angin duduk alias angina adalah penyakit yang terjadi karena ada gangguan pasokan oksigen dan aliran darah ke otot jantung. Gejala khas dari penyakit ini adalah nyeri dada yang bisa mengganggu aktivitas sehari-hari.
Pasokan darah ke otot jantung bisa terganggu akibat adanya penyempitan atau penyumbatan yang terjadi pada pembuluh darah. Penyakit ini bisa terjadi secara mendadak dan bisa menyerang siapa saja.
Namun, ada beberapa faktor yang bisa meningkatkan risiko angin duduk, mulai dari kadar kolesterol tinggi, mengidap penyakit diabetes, memiliki riwayat hipertensi, stres, kelebihan berat badan atau obesitas, serta aktif merokok. Riwayat penyakit jantung, serta jarang berolahraga juga bisa meningkatkan risiko angin duduk.
Supaya dapat bekerja dengan baik, jantung membutuhkan cukup darah yang kaya oksigen. Dua pembuluh besar yang bernama pembuluh koroner, mengalirkan darah untuk jantung.
Penyebab utama angin duduk adalah terjadinya penyempitan atau penyumbatan pada pembuluh koroner tersebut. Jika kamu lihat dari pemicunya, ada tiga jenis penyakit angina, yaitu:
Umumnya, kondisi ini terpicu oleh aktivitas fisik, misalnya olahraga. Saat sedang berolahraga, organ jantung membutuhkan lebih banyak pasokan oksigen dari aliran darah.
Namun, kebutuhan tersebut tidak akan tercukupi jika terjadi penyumbatan atau penyempitan pada pembuluh koroner. Serangan angin duduk stabil juga dapat terjadi akibat hal lain, seperti merokok, stres, makan berlebihan, dan udara dingin.
Pencegahan Angin Duduk
Angin duduk dapat dicegah melalui beberapa cara berikut:
Untuk mencegah angin duduk, pastikan untuk menjalani pemeriksaan kesehatan rutin, terutama bagi yang menderita diabetes, hipertensi, atau faktor risiko lain. Pemeriksaan secara berkala dapat mengendalikan faktor risiko yang ada dengan lebih baik dan mendeteksi masalah lebih dini.
Pencegahan Angin Duduk
Angin duduk adalah kondisi yang bisa kamu cegah. Terdapat berbagai langkah pencegahan yang dapat kamu lakukan, antara lain:
Nyeri dada yang terjadi dengan angina dapat membuat aktivitas sehari-hari terasa tidak nyaman. Namun, salah satu komplikasi yang paling berbahaya adalah serangan jantung.
Tanda dan gejala peringatan serangan jantung meliputi:
Jika kamu mengalami gejala-gejala di atas, segera lakukan konsultasi dengan dokter.
Klik banner di bawah ini untuk konsultasi dengan dokter di Halodoc secara online dengan biaya yang lebih terjangkau.✔️
Ditulis oleh Tim Konten Medis
Angin duduk adalah kondisi yang menimbulkan rasa sakit pada dada secara tiba-tiba akibat berkurangnya aliran darah ke jantung. Pertolongan pertama jika terkena angin duduk adalah mengatur napas dan posisi duduk yang benar untuk meredakan nyeri dan melancarkan peredaran darah.
Angin duduk bisa menyebabkan serangan jantung dan jika tidak diobati segera, berisiko mengakibatkan kematian mendadak.
Pertolongan pertama adalah perawatan yang diberikan kepada orang sakit atau terluka untuk mencegah kondisi memburuk. Perawatan ini cukup efektif untuk menyelamatkan nyawa seseorang sampai bantuan medis tiba.
Pemberian pertolongan pertama mampu menangani berbagai kondisi medis, mulai dari ringan, berat, hingga darurat. Salah satunya adalah angin duduk.
Angina tidak stabil
Kondisi ini terjadi akibat timbunan lemak atau pembekuan darah yang mengurangi atau menghalangi aliran darah menuju jantung.
Meskipun pengidap sudah mengonsumsi obat dan beristirahat, tetapi nyeri dada akibat angin duduk tidak stabil akan tetap ada.
Jika tidak tertangani dengan baik, serangan angin duduk tidak stabil bisa berkembang menjadi serangan jantung.